Subscribe:

Rabu, 01 Februari 2012

Bahaya Formalin dalam Makanan

Formalin merupakan bahan pengawet industri beracun. Di negara sedang berkembang formalin sering disalahgunakan oleh produsen makanan yang tidak bertanggung jawab sebagai pengawet makanan seperti mi basah, ikan asin, ikan segar, tahu, ayam, dll.  Dalam pemberitaan media akhir-akhir ini dan dari pemeriksaan sampel yang dilakukan oleh Balai Besar POM (Pemeriksa Obat dan Makanan) di Jawa Barat ternyata dari 29 jenis mi basah di pasaran 75.8% mengandung pengawet  berbahaya formalin. Formalin  jika dikonsumsi dalam makanan dapat menimbulkan keracunan  kerusakan berbagai organ tubuh, kanker dan kematian.
Penggunaan formalin
Dalam bidang industri formalin digunakan dalam produksi pupuk, bahan fotografi, parfum, kosmetika, pencegahan korosi, perekat kayu lapis, bahan pembersih dan insektisida, zat pewarna, cermin dan kaca. Formalin digunakan juga sebagai pembunuh kuman dan pengawet sediaan di laboratorium dan pembalsaman mayat. Pada umumnya pengawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya formalin sangat kurang. Karena itulah bahan formalin untuk industri ini di negara sedang berkembang sering disalahgunakan sebagai pengawet makanan pada mi basah, tahu, ikan asin, ikan basah, ayam, dll sehingga dapat membahayakan dan merugikan kesehatan.
Komposisi dan dampak penggunaan formalin
Berbagai data dari MSDS (Material Safety Data Sheet) di bidang industri yang ada  memberikan informasi mengenai bahaya formalin. Formalin umumnya terdiri dari bahan formaldehid 37% dan metil alkohol 10-15 %, terdapat dalam larutan-larutan dalam berbagai kepekatan dan mempunyai bau yang menyengat dan bersifat racun. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang maka formaldehid dapat merusak hati, ginjal, limpa, pankreas, otak dan menimbulkan kanker, terutama kanker hidung dan tenggorokan. Keracunan akut formalin dapat menimbulkan vertigo dan perasaan mual dan muntah. Keracunan akut metil alkohol dalam makanan dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan hati dan saraf dan menimbulkan kanker pada keturunan selanjutnya. Jadi kombinasi antara formaldehid dan metil alkohol dalam formalin sebenarnya mempunyai efek karsinogenik atau menimbulkan kanker secara ganda.
Tanda makanan mengandung formalin
Makanan yang mengandung formalin umumnya awet dan dapat bertahan lebih lama. Formalin dapat dikenali dari bau yang agak menyengat dan kadang-kadang menimbulkan pedih pada mata. Bahan makanan yang mengandung formalin ketika sedang dimasak kadang-kadang masih mengeluarkan bau khas formalin yang menusuk. Ikan asin yang mengandung formalin akan lebih putih dan bersih dan lebih tahan lama dibandingkan ikan asin tanpa pengawet yang agak berwarna lebih coklat. Mi basah yang mengandung formalin akan lebih awet dan ketika dimasak masih akan tercium bau formalin. Tahu  yang mengandung formalin akan lebih kenyal dan berbau formalin sedangkan yang tidak mengandung formalin akan lebih mudah pecah dan berbau khas kedelai. Ikan dan ayam yang mengandung formalin akan lebih putih dagingnya dan awet.
Pencegahan penggunaan formalin dalam makanan
Pemakaian formalin yang beracun sebagai pengawet dalam makanan akan sangat merugikan kesehatan. Karena itu badan Pengawasan Obat dan Makanan harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap produksi dan penjualan makanan yang menggunakan bahan pengawet. Caranya adalah pemberian tanda atau label tidak mengandung bahan pengawet berbahaya. Penjualan bahan beracun seperti formalin perlu pengawasan ketat dan dengan jelas diberi label beracun dan disertai data MSDS (Material Safety Data Sheet). Dan juga perlu diberikan penerangan kepada masyarakat dan produsen makanan mengenai bahaya penggunaan pengawet yang beracun seperti formalin dan bahan-lainnya melalui penyuluhan di berbagai media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts With Thumbnails v3


Roxx Share